Senin, 16 Maret 2015

Seni rupa Islam

Seni rupa Islam
Motif arabesque di bangunan
Alhamra
Seni rupa Islam adalah seni rupa yang
berkembang pada masa lahir hingga akhir masa
keemasan Islam . Rentang ini bisa didefinisikan
meliputi Jazirah Arab, Afrika Utara , Timur
Tengah , dan Eropa sejak mulai munculnya Islam
pada 571 M hingga mulai mundurnya kekuasaan
Turki Ottoman . Walaupun sebenarnya Islam dan
keseniannya tersebar jauh lebih luas daripada itu
dan tetap bertahan hingga sekarang.
Seni rupa Islam adalah suatu bahasan yang khas
dengan prinsip seni rupa yang memiliki
kekhususan jika dibandingkan dengan seni rupa
yang dikenal pada masa ini. Tetapi perannya
sendiri cukup besar di dalam perkembangan seni
rupa modern. Antara lain dalam pemunculan
unsur kontemporer seperti abstraksi dan
filsafat keindahan. Seni rupa Islam juga
memunculkan inspirasi pengolahan kaligrafi
menjadi motif hias .
Dekorasi di seni rupa Islam lebih banyak untuk
menutupi sifat asli medium arsitektur daripada
yang banyak ditemukan pada masa ini,
perabotan. Dekorasi ini dikenal dengan istilah
arabesque .
Peninggalan seni rupa Islam banyak berbentuk
masjid , istana , ilustrasi buku, dan permadani .
Gambaran keseluruhan
Seni Islam bukanlah seni yang berfokus pada
agama saja tetapi juga merangkumi kebudayaan
Islam yang kaya dan berbagai macam. Ia
seringnya menggunakan unsur sekular serta juga
unsur yang tidak disukai oleh ahli teologi Islam ,
walau jika tidak diharamkan. [1]
Seni Islam berkembang daripada banyak sumber,
dengan gaya-gaya seni Roma, seni Kristen awal ,
dan seni Romawi Timur diserap ke dalam seni
dan seni bina Islam yang awal, khususnya seni
Sassanid Persia pra-Islam. Gaya Asia Tengah
juga diserap menerusi serangan mendadak oleh
berbagai pengembara. Seni Cina juga merupakan
salah satu pengaruh yang penting dalam lukisan ,
tembikar , dan tekstil Islam." [2]
Lukisan Islam mengandungi unsur -unsur
berulang, misalnya penggunaan reka bentuk
geometri berbunga-bunga atau bersayur-
sayuran dalam gaya ulangan yang dikenali
sebagai arabes. Arabes dalam lukisan Islam
sering dipergunakan untuk melambangkan sifat
Allah yang unggul, tidak terbahagi, dan tidak
terbatas. [3] Kesilapan pengulangan dalam
lukisan Islam mungkin disengajakan sebagai
penampilan rendah hati oleh pelukisnya yang
mempercayai bahawa hanya Allah dapat
menghasilkan kesempurnaan . Walau
bagaimanapun, teori ini telah dipertikaikan. [4]
[5][6]
Kebanyakan penganut Islam Sunni dan penganut
Islam Syiah mempercayai bahawa penggambaran
makhluk umumya adalah haram . Bagaimanapun,
lukisan yang berkenaan manusia boleh didapati
pada seluruh zaman seni Islam. Perlambangan
manusia bagi tujuan penyembahan berhala
diharamkan oleh hukum Islam yang dikenali
sebagai Syariat. Meskipun begitu, terdapat
banyak penggambaran Muhammad , Nabi utama
Islam , dalam seni Islam sejarah. [7][8]
Ciri dan periodisasi
Masjid Al-Aqsa , simbol kekayaan seni
rupa Islam
Seni rupa Islam tidak berdiri sendiri seperti
Seni rupa Buddha ataupun Barat. Ia merupakan
gabungan dari kesenian daerah-daerah taklukan
akibat adanya ekspansi oleh kerajaan bercorak
Islam di sekitar Timur Tengah, Afrika Utara,
Asia Kecil, dan Eropa dan penakulukan oleh
bangsa Mongol . Daerah ini didefinisikan sebagai
Persia, Mesir, Moor, Spanyol, Bizantium, India,
Mongolia , dan Seljuk . Selain itu ditemukan pula
pengaruh akibat hubungan dagang, seperti
Tiongkok. Ini disebabkan miskinnya seni rupa asli
Arab pada saat itu walaupun dalam bidang
sastra dan musik sebenarnya memperlihatkan hal
yang menakjubkan. Keberagaman pengaruh
inilah yang membuat seni rupa Islam sangat
kaya.
Hal ini terutama bisa dilihat dari arsitektur
Islam yang memperlihatkan gabungan corak dari
berbagai daerah.
Seni rupa asli Jazirah Arab bisa terlihat dari
arsitektur di sekitar wilayah Makkah dan
Madinah . Kedua kota ini merupakan pusat
pemerintahan pada masa Nabi Muhammad .
Biasanya arsitektur asli Jazirah Arab berupa
bentuk bangunan segi empat sederhana yang
difungsikan sebagai tempat ibadah. Bagian
tengah merupakan lapangan terbuka dengan
dikelilingi pilar, dinding, dan kamar-kamar.
Lapangan berfungsi sebagai tempat salat
berjamaah dan di bagian depan kiblat terdapat
mimbar untuk khatib yang memberikan ceramah
keagamaan.
Contoh bangunan yang masih memperlihatkan
ciri arsitektur ini adalah Masjid Nabawi .
Masjid Umayyah, Syria
Seni rupa pada zaman Umayyah banyak
dipengaruhi oleh kesenian Bizantium , sebagai
akibat dipindahkannya pusat pemerintahan Islam
dari Makkah ke Syria . Seni rupa ini banyak
memperlihatkan ciri seni rupa kristen awal,
yaitu bentuk-bentuk basilika dan menara.
Seperti bisa dilihat di Masjid Umayyah yang
awalnya adalah Gereja Johannes di Damaskus .
Interior masjid ini digarap seniman-seniman
Yunani dari Konstantinopel.
Pada masa ini ragam hias mosaik dan stucco
yang dipengaruhi oleh pengulangan geometris
sebagai tanda berkembang pesatnya ilmu
pengetahuan. Selain itu ciri khas lapangan di
tengah masjid mulai diganti oleh ruangan besar
yang ditutup kubah .
Pada masa ini pula dikenal kalifah yang sangat
memperhatikan kelestarian masjid-masjid, yaitu
Kalifah Abdul Malik dan Kalifah Al-walid. Kalifah
Abdul Malik membangun Kubah Batu Karang
(dikenal pula dengan nama Masjid Quber esh
Sakhra dan Masjid Umar) sebagai pengingat
tempat dinaikkannya Nabi Muhammad ke langit
pada peristiwa Isra-Miraj. Selain itu dibangun
pula Masjid Al Aqsa.
Dinasti Umayyah juga meninggalkan banyak
istana yang memiliki ciri tersendiri, yaitu
bangunan di tengah-tengah gurun pasir yang
terasing, walaupun kini banyak yang telah rusak.
Contohnya adalah Istana Kusair Amra.
Perkembangan seni rupa periode ini dimulai
sejak tahun 747 M sebagai akibat keruntuhan
Dinasti Umayyah akibat revolusi oleh Keluarga
Abbasiyah bersama kelompok Syiah. Seni rupa ini
terkonsentrasi di pusat pemerintahan baru di
daerah Baghdad dan kemudian pindah ke
Sammara, Persia (sekarang wilayah Iran dan
Irak). Walaupun sebenarnya Baghdad adalah
pusat pemerintahan dan kebudayaan, namun
penyerangan oleh bangsa Mongol membuat
hampir seluruh peninggalan di daerah ini
musnah, sehingga bukti karya lebih banyak
didapat di daerah-daerah sekitarnya.
Seni rupa pada zaman ini maju akibat lancarnya
perdagangan dengan bangsa Syria, Tiongkok,
India, dan bahkan Nusantara. Selain itu dimulai
banyak penerjemahan tulisan-tulisan kuno
Yunani, sehingga seni ilustrasi berkembang.
Peninggalan penting dari masa ini adalah Masjid
Mutawakkil, Masjid Abu Delif, dan bekas istana
kalifah. Masjid pada zaman ini berciri mirip
bangunan kuno mesopotamia, yaitu menara yang
semakin mengecil di bagian ujungnya dan motif
hias abjad Kufa, yaitu motif hias dari kaligrafi
berbentuk tajam dan kaku. Selain itu ditemukan
bentuk tiang melengkung.
Pindahnya kekuasaan dari keluarga Abbasyiah ke
Fatimiyah dan dipindahkannya ibukota ke Mesir
membuat pengaruh seni Afrika Utara menjadi
kuat.
Pengaruh Turki didapat dari penaklukan Iran
oleh bangsa Turki pada abad ke-11 M. Di bawah
kekuasaan ini Romawi Timur , Iran, Mesopotamia ,
dan Asia Kecil bersatu di bawah kerajaan
bercorak Islam.
Pada masa ini seni rupa yang berkembang adalah
dekorasi dan tekstil. Antara lain ditemukan
teknik hias batu bata. Selain itu ditemukan
kaligrafi dengan abjad nashi dan juga banyak
pengaruh keramik-keramik Tiongkok dari dinasti
Sung .
Dimulai pada tahun 750, Seni rupa Kordoba
meliputi daerah Spanyol dan Moor. Contoh
peninggalannya adalah Masjid Kordoba. Ia
merupakan gabungan kesenian Yunani klasik dan
kesenian lokal yang tidak terorganisasi dengan
baik menjadi satu kesatuan. Ciri utamanya
adalah pelengkung tapal kuda.
Ciri khas seni rupa dari Moor adalah pemakaian
motif yang diinspirasi oleh pengulangan ilmu
ukur.
Kontroversi hukum seni rupa
Tatakan lilin dari Iran berbentuk hewan ,
kini di Museum Louvre
Ada banyak sekali pendapat mengenai seni rupa
di dalam Islam. Pandangan kaum konservatif
yang populer pada awal kemunculan Islam
beranggapan bahwa segala bentuk peniruan
adalah usaha menyaingi kesempurnaan Tuhan dan
wujud keinginan menciptakan Tuhan baru. Tetapi
banyak pula yang menyatakan bahwa
bagaimanapun hasil penciptaan manusia tetap
tidak akan bisa menyamai apa yang telah
diciptakan Tuhan ataupun Tuhan itu sendiri,
sehingga seni rupa tidak bisa dianggap
penjiplakan saja, tetapi diiringi pula dengan
stilasi yang memperlihatkan keagungan
Pencipta. Sementara pendapat lain terbentuk
atas pengaruh kebudayaan Eropa, yang
menganggap proses seni rupa adalah hal normal,
ia sama sekali tidak bisa dianggap sebagai usaha
menciptakan makhluk baru ataupun Tuhan baru,
sehingga sama sekali tidak perlu dilarang.
Bagaimanapun sangat sulit menemukan
peninggalan seni patung dari seni rupa Islam,
karena sejarahnya yang berhubungan langsung
dengan tindakan berhala. Tetapi tidak sulit
menemukan bentuk-bentuk makhluk hidup dalam
bentuk perabotan. Juga dengan mudah bisa
ditemukan lukisan-lukisan di dinding istana dan
gambar ilustrasi untuk buku-buku terjemahan
ilmu pengetahuan walaupun hanya sebagai tiruan
dari ilustrasi buku aslinya.

Sumber id.m.wikipedia.org/wiki/Seni_rupa_Islam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar